Kamis, 16 Februari 2017

Cara 'Dewa' Membuat Skripsi Cepat Berlalu


Skripsi adalah hal paling menakutkan? Bagi beberapa kalangan akan menjawab, iya. Apalagi bagi mahasiswa semester tua dan menuju abadi, skripsi bisa jadi momok yang lebih menyeramkan ketimbang ibu-ibu naik motor matic di jalan, atau ngadepin cewek lagi PMS (proses menjadi singa).

Kita, sebagai mahasiswa atau yang pernah jadi mahasiswa pasti kenal dong yang namanya skripsi. Entah kenalan langsung alias sudah mulai ngerasain bagaimana perjuangan menulisnya atau yang masih berangan-angan tentangnya. Secara umum, skripsi adalah karya ilmiah wajib, yang harus dilakukan dan diciptakan oleh seorang mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Skripsi biasanya mengikuti metode penelitian tertentu sesuai dengan bidang keahlian yang kita tempuh. Hampir semua jurusan di seluruh kampus di Indonesia menggunakan skripsi sebagai tugas akhir untuk kelulusan.

Sedikit menjauh dari definisi aslinya. Mahasiswa yang lagi ngerjain skripsi memiliki cara sendiri memandang skripsi. fenomena yang muncul adalah memberikan arti baru bagi skripsinya masing-masing, misalnya:

“Skripsi adalah sajak tak bertuan yang mengirimku dari kenyamanan menuju ketidakpastian,” Tulis seorang penyair.
“Skripsi adalah bait-bait pusisi tak beraturan berisikan teori yang menunggu untuk diselesaikan,” Puisi Faisal B.P.
             “Skripsi adalah alasan yang sering bikin stress, susah tidur nyenyak, bikin putus, bikin yang kurus semakin kurus,” tulis Maba (mahasiswa abadi)
“skripsi hanyalah omong kosong. Saya tak mengerti kenapa harus ada skripsi?” Ucap, seorang mahsiswa yang skripsinya dicoret-coret dosen pembimbing.

Ungkapan-ungkapan seperti ini pernah bahkan sering kita dengar di sekeliling kita. Bahkan ada yang 'memaki' dan 'mengumpat' skripsi. Padahal skripsi tidak akan selesai sendiri. Lebih buruknya, ada yang ‘membeli’ skripsi demi lulus cepat. Praktek jual beli skripsi? “Praktek usang yang merusak mental berpikir kita. Memaksa ‘pisau’ otak kita tumpul sesaat. Memberikan beban etik terhadap sebuah karya”.

Fenomena jual beli skripsi ini, penulis tanggapi sebagai ungkapan kegelisahan dari para mahasiwa. Mereka takut tidak lulus-lulus. Sedangkan teman seangkatannya sudah pada lulus, bekerja atau menikah. Kegelisahan ini bertumpu pada mindset yang terbangun bahwa skripsi adalah hal sulit. Teka-teki tak terpecahkan atau banyak alasan lain yang sebenarnya otak kita ‘create’ dari pengalaman dan cerita-cerita.

FYI: Dua tahun yang lalu, Indonesia menyumbang empat persen sarjana berusia 25-34 tahun dari 129 juta mahasiswa di seluruh negara G-20. So, Jika kamu kelar ngerjain skripsi, kamu akan jadi bagian dari jutaan sarjana tersebut. Anda bisa, anda pasti bisa ! Hal pertama yang perlu dilakukan:

Buang pikiran negatif tentang skripsi, kerjakan dulu !

 

Nulis dulu, nikmati dulu prosesnya kamu akan temukan caranya dengan sendiri. Otak manusia akan terus bekerja dengan baik ketika ia terbuka dengan hal baru, tindakan baru, dan cara pandang yang positif. Einstein berkata “manusia bisa melakukan sesuatu yang lebih besar dengan anugerah otak yang dimilikinya, mereka tidak sepenuhnya menggunakan seluruh kemampuan tersebut,”.

Jika kita sudah mengerjakan dan menemui kebuntuan. Berhenti sejenak, refresh dan hibur diri. Jangan pakai logika terbalik, refreshing terus baru skripsi. Samakin lama kelar skripsi kita. Belajar dari Teman kita, yang bisa menyelesaikan skripsi dengan cara pandang positif. Keyakinan yang ditindaklanjuti dengan usaha.

Bertemu ‘Masalah’ ? Jangan Menyerah dulu

‘Bakat adalah ketika kita tidak menyerah’ sebuah jargon dari iklan. Unik dan sangat pas bagi kita ketika bertemu dengan masalah yang berkaitan dengan penulisan skripsi. Dosen gak bisa ditemui, proposal ditolak, skripsi di corat-coret, gagal penelitian lapangan, hasil penelitian tidak sesuai hipotesa dll. Kadang, ini yang membuat orang males melanjutkan apa yang dia mulai. Masalah eksternal lain, seperti berantem dengan pacar, masalah sama temen, kerjaan, putus cinta, dsb. Kadang bikin mood hilang. Tapi jangan menyerah dulu. Bersabar dan selesaikan dengan bijak.

Kembali lagi, kalau kita ketemu ‘tembok’ berhenti sejenak, refresh dan kerjakan lagi. Setelah kesusahan ada kemudahan, setelah hujan turun ada pelangi, sesudah gelap terbit terang. Fokus berusaha, pasti kamu selesaikan apa yang kamu mulai.

Perlukah Konsultan Skripsi?

Seseorang tidak diciptakan untuk tahu segalanya. Kita unik, berbeda dari satu dan satu lainnya. Seekor ikan tidak akan mampu memanjat sebuah pohon. Jika kita memang ketemu deadlock skripsi kita. Tidak ada salahnya kita get outside dan bertanya pada yang lain. Dosen pembimbing adalah jalan utama, namun dengan kesibukannya, sulit ditemui secara intens. Kita bisa beralih ke teman, kerabat, atau jasa konsultan lain. Ketimbang kita membeli skripsi cara ini lebih beretika dan berkelas.

Layaknya sebuah bimbel bagi pelajar SMP/SMA. Konsultasi tentang skripsi merupakn cara efektif ditengah kebingungan kita saat mengerjakannya. Solusi yang awalnya sulit, akan sedikit berkurang karena ada bantuan pemikiran dari orang lain. Simpel ‘kamu tidak sendiri menghadapi masalah’. Berbeda dengan jasa jual beli skripsi, konsultan skripsi hadir memberikan cara yang lebih elegan. Mengedepan proses ketimbang cara instan tak beretika. Menghadirkan cara menanti senja sore, dengan penghargaan terhadap kerja pikiran.

Dengan berkonsultasi, kita ikut aktif dalam berpikir. Saling bertukar pikiran, menuangkan ide dan pemecahan masalah. Kita gak perlu membuang uang banyak untuk membeli ketidakpastian skripsi yang dikerjakan orang lain. Seorang sahabat lama mengatakan ’nilai cukup dari hasil usaha bdengan kejujuran dan etika, sangat lebih berharga dari nilai A dari hasil yang tidak halal tak bertetika’. Proses yang mendewasakan kita. Instan tak pernah lebih baik.

Cara cepat selesaikan skripsi; Buang segala konsep negatif skripsi di pikiran kita, Kerjakan skripsi dengan usaha dan keyakinan. Ketemu ‘tembok’ masalah, berhenti sejenak dan beristirahat sebentar refresh pikiran. Ketemu kesulitan lebi, konsultasikan. Ulangi dan tanamkan dalam hati, implementasikan dalam tindakan. Setelah skripsi selesai, kamu bisa bercerita kemudian tentang proses berjuang dan berbagi pada teman; SKRIPSI PASTI BERLALU Kawan!